Isikata – Candi Borobudur dikenal sebagai salah satu mahakarya arsitektur dan sejarah yang dimiliki Indonesia. Berada di tengah lanskap perbukitan dengan hamparan taman yang luas, candi ini tidak hanya menjadi ikon budaya, tetapi juga simbol perkembangan agama Buddha di Nusantara.
Candi Borobudur menjadi salah satu destinasi wisata kelas dunia, dengan keindahan panorama matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset) yang begitu populer di kalangan wisatawan. Dari ketinggian candi, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan alam yang menakjubkan, berpadu dengan nuansa spiritual yang kental.
Dibangun pada abad ke-8 hingga 9 Masehi, tepatnya sekitar tahun 800, Candi Borobudur berdiri pada masa Dinasti Syailendra. Proses pembangunannya memakan waktu panjang hingga mencapai puncaknya pada masa Raja Samaratungga tahun 825. Sejak itu, Borobudur mendapat julukan sebagai candi Buddha terbesar di dunia.
Secara arsitektur, Borobudur berbentuk seperti piramida bertingkat yang semakin ke atas semakin mengecil. Seluruh bangunannya tersusun dari balok batu andesit dengan ukuran megah: panjang 121,66 meter, lebar 121,38 meter, dan tinggi mencapai 35,40 meter.
Menurut filsafat Buddha, struktur Candi Borobudur merepresentasikan alam semesta dan roda kehidupan yang terus berputar. Selain menjadi karya seni dan sejarah, candi ini juga difungsikan sebagai tempat suci umat Buddha sekaligus lokasi ziarah. Setiap relief dan stupa di dalamnya mengandung pesan moral agar manusia mampu mengendalikan nafsu duniawi, menuju pencerahan dan kebijaksanaan sejati.
Kini, Borobudur tak hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, tetapi juga warisan dunia yang diakui UNESCO, sekaligus magnet wisata spiritual dan budaya yang mendunia. (*)