Berita  

Fauzi Abdilah, Pemuda Banjar yang Tiga Kali Gagal Tapi Akhirnya Jadi Prajurit TNI

Berita Banjar (isikata)  – Tekad kuat dan semangat pantang menyerah akhirnya mengantarkan Fauzi Abdilah, pemuda asal Kota Banjar, meraih cita-citanya menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Di balik keberhasilannya, tersimpan kisah perjuangan yang menginspirasi tentang harapan, kegigihan, dan cinta keluarga.

Fauzi bukan berasal dari keluarga berada. Ayahnya, Adang Suhandan, merupakan sopir bus antarkota yang setiap hari bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Namun keterbatasan ekonomi tak pernah mematahkan semangat Fauzi untuk mewujudkan impian menjadi seorang prajurit.

“Saya memang bukan anak orang kaya, tapi saya punya mimpi besar. Saya ingin mengabdi kepada negara dan membanggakan orang tua,” ujar Fauzi dengan mata berkaca-kaca, sesaat setelah dinyatakan lulus seleksi TNI.

Fauzi dikenal sebagai pemuda rendah hati dan pekerja keras di lingkungan Tanjungsukur, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Perjalanannya menembus gerbang TNI tidaklah mudah. Ia harus menelan pahitnya kegagalan dalam tiga kali seleksi sebelumnya. Namun bagi Fauzi, setiap kegagalan adalah bahan bakar untuk bangkit dan berjuang lebih keras.

“Ayah saya selalu bilang, kalau jatuh jangan tinggal di bawah. Bangkit, karena negara ini butuh orang-orang yang kuat dan jujur,” kenang Fauzi, mengenang pesan sang ayah yang selalu menjadi penyemangat di masa-masa sulit.

Dengan tekun, Fauzi memperbaiki fisik, memperdalam ilmu, dan terus berdoa. Ia percaya bahwa waktunya akan datang. Hingga akhirnya, pada seleksi keempat, namanya dinyatakan lolos sebagai prajurit TNI AD.

Sang ayah, Adang Suhandan, tak mampu menahan haru melihat anaknya berhasil meraih mimpi. Di rumah sederhana mereka di Banjar, Adang menyampaikan rasa bangga yang mendalam.

“Saya hanya bisa bantu dengan doa dan semangat. Sekarang perjuangannya terbayar. Saya sangat bangga,” ujarnya, Selasa (22/7/2025).

Kini, dengan seragam loreng yang melekat di tubuhnya, Fauzi menjadi simbol harapan bagi banyak anak muda dari keluarga sederhana. Ia membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk menggapai impian.

“NKRI harga mati. Saya ingin membuktikan bahwa anak sopir bus pun bisa berdiri tegak membela negara,” tegas Fauzi.

Kisah Fauzi menjadi viral di kalangan masyarakat Banjar, yang ikut bangga atas keberhasilan pemuda tersebut. Ia kini tak hanya membawa nama keluarga, tetapi juga semangat dan inspirasi bagi seluruh rakyat kecil yang percaya bahwa mimpi besar bisa diraih oleh siapa saja, asal diiringi dengan tekad dan kerja keras. (*)

Exit mobile version