Berita Pangandaran (Isikata) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Pangandaran, terutama di daerah hulu, menyebabkan debit air sungai meningkat drastis hingga tiga kali lipat. Kondisi ini diperparah dengan tidak mengalirnya air kiriman ke Sungai Induk Citanduy akibat perbedaan ketinggian dan volume air, sehingga mengakibatkan ratusan hektar sawah di dua kecamatan terendam banjir.
Banjir merendam areal persawahan di Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kalipucang, dengan ketinggian air mencapai satu hingga dua meter. Sawah-sawah yang seharusnya memasuki masa pertumbuhan tanaman padi kini berubah menjadi seperti danau tanpa penghuni.
Menurut Yanto, salah seorang petani setempat, air dari anak sungai yang seharusnya mengalir ke Citanduy justru berbalik arah dan meluap ke area persawahan. “Karena Sungai Citanduy lebih besar dan lebih tinggi, baik debit maupun tekanan airnya, air dari anak sungai tidak bisa mengalir masuk,” jelas Yanto.29/5/2025.
Yanto juga menyampaikan bahwa petani yang sudah mulai menanam padi mengalami kerugian besar akibat terendam banjir. “Kami sangat dirugikan, apalagi bagi yang sudah tanam. Tanaman padi terendam air dan kemungkinan gagal panen,” tambahnya.
Kepala Desa Ciganjeung, Imang Wardinan, membenarkan bahwa banjir telah merendam lahan pertanian milik warga di desanya. Ia menambahkan, banjir ini terjadi akibat sungai tak mampu lagi menampung debit air dari hulu dan tidak bisa menyalurkan ke Sungai Induk Citanduy. “Kami berharap ada solusi dari pemerintah, karena wilayah kami di Ciganjeung dan Tenggilis sudah bertahun-tahun selalu terendam banjir saat musim hujan,” ujarnya.
Kondisi ini menjadi perhatian serius karena berpotensi mengganggu ketahanan pangan lokal dan memiskinkan petani yang bergantung pada hasil panen musiman.**
