Berita Pangandaran (Isikata)- Ketua MUI Kabupaten Pangandaran KH. Harun Al Aziz saat ditemui wartawan menyatakan bahwa MUI menolak ide KDM untuk menjadikan Nyai Ratu Laut Kidul sebagai brand pariwisata Pangandaran sebab berpotensi merusak akidah umat Islam.
Beliau menyatakan hal-hal yang memang berawal dari mitos sangatlah sulit untuk dirasionalisasikan, terlebih soal Nyai Ratu Laut Kidul.
“In sya Allah dalam waktu dekat kami dari Pengurus MUI akan melaksanakan pertemuan secara khusus dengan Bapak Bupati dan Bupati Terpilih untuk berkomunikasi dengan baik dan efektif dalam rangka menyampaikan respon kami terhadap ide atau gagasan tersebut,” ujarnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Pangandaran, Kyai Ucu Saeful Aziz ketika ditanya tentang hal tersebut, beliau menjawab: “Tujuan hukum Islam adalah untuk memberantas paganisme dan menghapuskan jejak-jejaknya dari segala sisi, maka segala sesuatu yang mendekatinya atau yang mengingatkannya adalah haram”.
Ketika ditanya apakah Islam antipati terhadap nilai-nilai seni dan budaya beliau menyatakan: “Islam tidaklah anti terhadap seni ataupun budaya, selama itu tidak kontradiktif dengan nilai-nilai syari’ah apalagi jika mengkontaminasi aqidah jelas tidak diperkenankan.” katanya.
Sementara Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran mengatakan, pernyataan pak Gubernur Terpilih Dedi Mulyadi di acara pengukuhan Dewan Kebudayaan kemarin yang menyebut-nyebut Nyi Ratu Kidul adalah hanya mengilustrasikan.
“Itu hanya mengilustrasikan, isinya biar Pangandaran yang dikenal dengan wisatanya mempunyai Ikon yang menarik dan satu gagasan tentang ikon wisata,” katanya.
Kita dari jajaran Dewan Kebudayaan tentu dalam membuat gagasan dan ikon wisata itu akan menyesuaikan dengan kultur dan budaya yang ada di Pangandaran.
“Ikon Pangandaran harus mewakili semua, termasuk laut dan pegunungannya,” tambahnya.
Intinya masyarakat menyikapi sebuah pernyataan itu harus cermat.
“Saya sebagai ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, marilah kita belajar bersama berbagi ilmu, agar kita memiliki wawasan yang luas sehingga mampu mewujudkan Pangandaran yang berkarakter dengan dasar kebudayaan kemanusiaan dengan agama sebagai payungnya, dan kita menerima semua masukan dan keritik tentunya demi kemajuan Kabupaten Pangandaran,” pungkasnya.(**)