Cepat Lelah Meski Cukup Istirahat? Waspadai Delapan Penyakit Ini

Cepat Lelah Meski Cukup Istirahat? Waspadai Delapan Penyakit Ini. Foto: Halodoc

Normalnya, rasa lelah yang muncul setelah beraktivitas akan hilang dengan beristirahat atau tidur. Namun, ada kalanya tubuh tetap merasa lesu, tidak bertenaga, bahkan setelah tidur cukup. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius yang perlu segera diperiksa.

Rasa lelah sebenarnya merupakan reaksi alami tubuh ketika energi terkuras akibat aktivitas fisik maupun mental. Setelah istirahat, tubuh akan kembali bugar. Akan tetapi, jika rasa lelah tak kunjung reda, bahkan terus muncul setiap hari, besar kemungkinan ada faktor medis yang mendasarinya.

Dilansir dari berbagai sumber medis, termasuk Alodokter, berikut sejumlah penyakit yang dapat menyebabkan tubuh cepat merasa lelah meski sudah beristirahat cukup.

1. Anemia

Anemia atau kekurangan darah merupakan salah satu penyebab paling umum seseorang mudah lelah. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat akibat defisiensi zat besi.

Sel darah merah memiliki peran vital mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat produksinya menurun, tubuh otomatis kekurangan suplai oksigen sehingga penderita merasa lemah, pucat, berdebar, dan tidak berenergi.

Selain kelelahan, anemia juga dapat menimbulkan gejala lain seperti sakit kepala, pusing, kulit pucat, hingga sesak napas saat beraktivitas ringan. Penanganannya dapat berupa konsumsi suplemen zat besi, perubahan pola makan, atau terapi medis sesuai anjuran dokter.

2. Gagal Jantung

Kelelahan yang tak kunjung membaik juga bisa menjadi pertanda gagal jantung. Penyakit ini terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh.

Pada tahap awal, penderita gagal jantung sering merasa cepat lelah saat melakukan aktivitas harian. Jika kondisi memburuk, kelelahan bisa muncul bahkan saat istirahat. Pembengkakan pada tungkai, sesak napas, hingga jantung berdebar dapat menyertai keluhan tersebut.

Baca juga  Pemkab Bogor Serius Jangkau Anak Zero Dose, Libatkan TNI-Polri Hingga Tokoh Agama

Dalam jangka panjang, gagal jantung dapat menyebabkan jantung membesar karena bekerja terlalu keras. Kondisi ini sangat berbahaya bila tidak ditangani dengan pengobatan medis yang tepat.

3. Sleep Apnea

Gangguan tidur sleep apnea juga menjadi salah satu penyebab seseorang tidak merasa segar meski sudah tidur cukup lama. Penderita biasanya mendengkur keras saat tidur dan terbangun dengan rasa lelah.

Sleep apnea terjadi akibat saluran pernapasan tersumbat sementara ketika tidur, sehingga kadar oksigen dalam darah menurun. Dampaknya, tidur menjadi tidak berkualitas.

Selain kelelahan, penderita sleep apnea juga kerap sulit berkonsentrasi, sering mengantuk di siang hari, bahkan berisiko mengalami hipertensi, stroke, hingga penyakit jantung bila tidak segera ditangani.

4. Sindrom Kelelahan Kronis

Chronic Fatigue Syndrome (CFS) atau sindrom kelelahan kronis adalah kondisi medis serius yang ditandai dengan rasa lelah ekstrem dalam jangka panjang. Penyakit ini juga dikenal sebagai myalgic encephalomyelitis (ME).

Tidak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya. Namun, paling sering dialami perempuan berusia 20 hingga 40 tahun. Gejala utamanya berupa rasa lelah yang tidak membaik meski sudah istirahat.

Selain itu, penderita juga dapat mengalami nyeri otot, sulit tidur, sakit tenggorokan, jantung berdebar, hingga gangguan kognitif. Karena sifatnya kronis, sindrom ini memerlukan pengelolaan medis jangka panjang agar kualitas hidup pasien tetap terjaga.

5. Diabetes

Penyakit diabetes juga sering memicu rasa cepat lelah. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah terlalu tinggi, baik karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin (diabetes tipe 1) maupun tidak dapat menggunakan insulin secara efektif (diabetes tipe 2).

Baca juga  Penyakit Jantung Masih Jadi Pembunuh Nomor Satu, Begini Cara Mencegahnya

Penderita diabetes biasanya mengalami gejala lain seperti sering haus dan lapar, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, sering buang air kecil, kesemutan, hingga luka yang sulit sembuh.

Rasa lelah pada penderita diabetes terjadi karena tubuh tidak mampu mengubah glukosa menjadi energi secara efektif. Untuk mencegah komplikasi, penderita perlu menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, serta mengonsumsi obat atau insulin sesuai arahan dokter.

6. Penyakit Tiroid

Gangguan pada kelenjar tiroid, baik berupa hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid), hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid), kanker tiroid, maupun kondisi lainnya, juga bisa memicu rasa lelah berkepanjangan.

Tiroid merupakan kelenjar yang berfungsi mengatur metabolisme tubuh. Ketika hormon tiroid tidak seimbang, metabolisme ikut terganggu. Gejala yang muncul selain kelelahan antara lain perubahan berat badan drastis, jantung berdebar, rasa cemas, hingga keringat dingin berlebihan.

Gangguan tiroid perlu pemeriksaan medis menyeluruh, termasuk tes darah, agar mendapatkan pengobatan yang sesuai.

7. Gangguan Mental

Kelelahan tidak selalu bersumber dari fisik, tetapi juga bisa dipicu gangguan kesehatan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan.

Penderita depresi biasanya merasa lesu sepanjang hari, kehilangan minat pada aktivitas, sulit tidur atau justru tidur berlebihan, hingga kehilangan nafsu makan. Dalam kondisi berat, penderita bisa merasa putus asa bahkan memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup.

Karena itu, penting untuk memahami bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater sangat disarankan bila gejala depresi atau kecemasan semakin mengganggu kehidupan sehari-hari.

8. Demam Kelenjar

Penyakit lain yang juga ditandai dengan kelelahan adalah demam kelenjar atau mononukleosis. Kondisi ini disebabkan infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang sering menyerang remaja dan dewasa muda.

Baca juga  Tiga Kategori Gawat Darurat Kesehatan Beserta Nomor Penting Layanan RSUD Pandega Pangandaran

Gejala khasnya berupa kelelahan berkepanjangan, demam, sakit tenggorokan, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Meski jarang berakibat fatal, penyakit ini dapat membuat penderitanya kehilangan energi dalam waktu lama sehingga perlu cukup istirahat dan pengobatan pendukung.

Kapan Harus ke Dokter?

Rasa lelah sesekali adalah hal wajar. Namun, bila tubuh terus-menerus terasa lemah meski sudah beristirahat cukup, kondisi tersebut tidak boleh dianggap sepele.

Langkah awal yang dapat dilakukan adalah memperbaiki pola hidup, seperti:

  • Tidur teratur 7–9 jam setiap malam.

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

  • Rutin berolahraga ringan.

  • Mengurangi stres dan menjaga kesehatan mental.

Jika setelah menerapkan pola hidup sehat tubuh tetap merasa lemah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pemeriksaan medis akan membantu menemukan penyebab pasti sekaligus menentukan langkah pengobatan yang tepat.

Pentingnya Deteksi Dini

Kelelahan yang tak kunjung hilang bisa menjadi sinyal adanya gangguan kesehatan serius. Deteksi dini sangat penting agar penyakit yang mendasarinya dapat segera ditangani sebelum menimbulkan komplikasi.

Masyarakat juga diingatkan untuk tidak sembarangan mengonsumsi suplemen atau obat penambah energi tanpa rekomendasi medis. Pasalnya, penggunaan obat tanpa diagnosis justru bisa menutupi gejala asli dan memperparah kondisi.

Kesimpulan

Cepat lelah meski sudah cukup tidur bukan sekadar masalah sepele. Delapan penyakit mulai dari anemia, gagal jantung, sleep apnea, sindrom kelelahan kronis, diabetes, penyakit tiroid, gangguan mental, hingga demam kelenjar, bisa menjadi penyebabnya.

Menjaga pola hidup sehat, mengatur waktu istirahat, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis adalah langkah bijak untuk memastikan tubuh tetap bugar. Jangan abaikan sinyal tubuh. Kelelahan bisa jadi peringatan awal agar Anda lebih peduli terhadap kesehatan.