Berita Bogor (isikata) – Dalam upaya menurunkan angka putus berobat pada penderita tuberkulosis (TBC), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Puskesmas Ciburayut, Cigombong menghadirkan inovasi layanan kesehatan bertajuk “RAPI CEGAH TBC” (Rajin Minum Obat, Patuhi Panduan, Ikuti Prosedur).
Program ini menjadi bentuk nyata komitmen Puskesmas Ciburayut dalam memperkuat pendampingan pasien TBC agar dapat menjalani pengobatan hingga tuntas.
Inovasi ini juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang Puskesmas Ciburayut untuk mendukung target nasional eliminasi TBC pada tahun 2030. Dengan pendekatan berbasis komunitas yang konsisten, diharapkan ke depan semakin sedikit pasien yang putus berobat, dan tingkat kesembuhan pun meningkat signifikan.
Kepala Puskesmas Ciburayut, dr. Arief Fadhillah menjelaskan, masih banyak pasien yang menghentikan pengobatan di tengah jalan karena minimnya pemahaman dan kurangnya pendampingan. Padahal, pengobatan TBC memerlukan konsistensi selama minimal enam bulan tanpa putus.
“Melalui program RAPI CEGAH TBC, kami membangun sistem dukungan yang menyeluruh, melibatkan petugas kesehatan, kader, dan keluarga pasien agar pengobatan bisa dipantau dan dijalani dengan baik,” ujar Arief.
Arief menerangkan, program ini tidak hanya fokus pada pemberian obat, tetapi juga mengedepankan edukasi dan pendekatan sosial. Pasien dan keluarganya diberikan informasi yang mudah dipahami mengenai pentingnya pengobatan TBC, dilengkapi dengan pendampingan kader terlatih yang melakukan pemantauan harian.
“Baik secara langsung maupun melalui grup komunikasi seperti WhatsApp. Kunjungan rumah secara berkala juga menjadi bagian dari pendekatan humanis yang diterapkan,” terang Arief.
Ia menambahkan, sejak mulai diterapkan awal tahun 2025, program ini menunjukkan dampak yang menggembirakan. Banyak pasien merasa lebih semangat menjalani terapi karena mendapatkan perhatian dan dukungan moral dari lingkungan sekitarnya.
“TBC bukan hanya masalah medis, tapi juga masalah sosial. Kami ingin pasien merasa tidak sendiri, dan masyarakat ikut mengambil peran dalam proses penyembuhan,” pungkasnya