Isikata – Sungai Potaro merupakan salah satu aliran utama di Guyana yang berhulu dari Gunung Ayanganna di Pegunungan Pakaraima. Sungai ini mengalir sepanjang kurang lebih 225 kilometer sebelum akhirnya bermuara ke Sungai Essequibo, sungai terbesar di Guyana. Keindahan alamnya semakin dikenal luas berkat keberadaan Air Terjun Kaieteur yang megah dan menjadi ikon pariwisata negara tersebut.
Selain Kaieteur, terdapat sembilan air terjun lain di sepanjang Potaro, di antaranya Air Terjun Tumatumari, Amatuk, dan Waratuk. Sungai ini juga dilintasi oleh Jembatan Gantung Garraway Stream yang dibangun pada tahun 1930.
Sejarah Panjang Potaro
Pada paruh pertama abad ke-20, kawasan Potaro menjadi saksi penemuan berlian dalam jumlah besar oleh para penambang skala kecil, yang kala itu dijuluki pengetuk babi. Dua berlian kualitas permata terbesar di Guyana ditemukan di daerah ini, yakni seberat 56,75 karat dari Sungai Little Uewang dan 25,67 karat dari Maple Creek. Namun, aktivitas penambangan ilegal masih menjadi persoalan hingga kini, mengingat keterpencilan wilayah yang menyulitkan pengawasan. Dari sungai ini pula mineral Potarit pertama kali ditemukan oleh Sir John B. Harrison.
Pemukiman dan Kehidupan Warga
Beberapa desa berada di sepanjang aliran Potaro, seperti Micobie, Tumatumari, Chenapau, hingga Menzies Landing yang berjarak sekitar 20 menit berjalan kaki ke arah hulu dari Air Terjun Kaieteur. Daerah ini sering dijadikan titik awal perjalanan menuju pedalaman sungai.
Pada pertengahan 1950-an, British Guiana Consolidated Goldfields Limited membangun pembangkit listrik tenaga air pertama di Air Terjun Tumatumari untuk mendukung operasi penambangan emas. Meski sempat beroperasi, fasilitas tersebut ditutup akibat pemogokan berkepanjangan. Tahun 1976, Layanan Nasional Guyana memanfaatkan salah satu turbin untuk menyuplai listrik hingga akhirnya berhenti beroperasi pada 1987.
Potaro Landing, Titik Penting Sungai
Sungai Potaro dapat dilayari hingga ke Potaro Landing. Namun, perjalanan lebih jauh ke hulu terhalang jeram dan air terjun yang deras. Pada 1933, dibangun Jembatan Gantung Denham di dekat Potaro Landing untuk memperpendek akses menuju ladang emas di pedalaman. Saat itu, layanan kapal uap harian beroperasi dari Tumatumari Landing ke Potaro Landing, membawa penumpang dan barang.
Menurut sensus 2012, populasi Potaro Landing dan sekitarnya tercatat sebanyak 112 jiwa. Wilayah ini berada di koordinat 5.3565°LU dan 59.1185°BB.
